Kepribadian Rendah Hati dan Visioner Prof. Soepomo: Inspirasi untuk Generasi Masa Kini.
Prof. Dr. Mr. Soepomo adalah sosok yang patut dijadikan teladan, terutama karena kepribadiannya yang luhur. Meskipun berasal dari kalangan terdidik dan mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi, Soepomo tetap rendah hati dan tidak terpengaruh oleh budaya feodal yang lazim di kalangan putra bupati saat itu. Sikap hormat, sopan, dan menghargai orang lain menjadi ciri khas yang melekat pada dirinya. Soepomo dihormati oleh kawan-kawannya bukan karena fisiknya yang gagah, melainkan karena kesederhanaan, sportivitas, dan kecerdasannya.
Sifat-sifat Soepomo yang patut diteladani mencakup sikap tekun dan dedikasi yang tinggi dalam belajar dan bekerja. Beliau tidak pernah berhenti menggali nilai-nilai adat istiadat serta tradisi Indonesia untuk dijadikan landasan moral dan prinsip dalam membentuk masyarakat dan pemerintahan Indonesia yang adil dan merdeka. Soepomo menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan pengorbanan, melewati berbagai rintangan dengan ketekunan yang luar biasa. Karakter ini menjadi teladan bagi generasi muda dalam meniti karier dan mencapai cita-cita. Meskipun berprestasi gemilang, Soepomo tetap menunjukkan sikap rendah hati, hormat, dan bijaksana, serta tidak pernah sombong.
Perjalanan Gemilang Prof. Soepomo: Dari Cendekia Muda hingga Arsitek Hukum Indonesia.
Prof. Dr. Mr. Soepomo adalah tokoh penting dalam sejarah hukum Indonesia dengan pencapaian akademis dan profesional yang mengagumkan. Soepomo menamatkan sekolah dasar (ELS) pada usia 14 tahun dengan prestasi memuaskan, lalu melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi di MULO. Setelah lulus dengan hasil gemilang pada tahun 1920, Soepomo melanjutkan studi ke Rechtschool di Jakarta. Kecerdasannya membuatnya mendapatkan beasiswa ke Belanda untuk melanjutkan studi hukum di Universiteit Leiden, di mana ia meraih gelar Meester in de rechten (Mr) pada tahun 1927 dengan predikat summa cum laude. Prestasi ini menjadi bukti keunggulan bangsa Indonesia di panggung internasional.
Tidak berhenti di situ, Soepomo juga berhasil meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul “De reorganisatie van het agrarisch stelsel in het gewest Surakarta,” dan menerima penghargaan tertinggi pada bidangnya. Setelah kembali ke Indonesia, Soepomo mendapatkan berbagai tugas penting di pemerintahan kolonial dan menjadi dosen serta guru besar di Rechts Hoge School Jakarta. Pada usia 35 tahun, ia dilantik sebagai Guru Besar Luar Biasa dalam Hukum Adat, menjadikannya salah satu guru besar termuda di dunia. Prestasi terbesarnya adalah ketika ia menjadi Ketua Panitia Perancang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, menyusun konsep yang menjadi dasar hukum negara setelah Proklamasi Kemerdekaan. Karier gemilang Supomo sebagai ahli hukum, dosen, dan tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia menjadikannya salah satu tokoh besar yang dikenang karena dedikasi dan sumbangsihnya terhadap bangsa.
Prof. Mr. Dr. R. Soepomo memiliki perjalanan karier yang panjang dan kontribusi signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan serta pengabdian kepada bangsa Indonesia. Pada masa Hindia Belanda, ia memulai karier sebagai pegawai pengadilan sebelum melanjutkan studi hukum di Universitas Leiden, Belanda, dan meraih gelar doktor dengan predikat summa cum laude serta penghargaan “Gajah Mada”. Soepomo kemudian menduduki berbagai posisi penting dalam sistem peradilan dan pemerintahan Hindia Belanda, termasuk sebagai Guru Besar Hukum Adat di Rechts Hoge School Jakarta.
Selama pendudukan Jepang, Soepomo menjabat sebagai Kepala Kantor Perundang-undangan dan anggota Mahkamah Agung. Ia juga terlibat dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan berperan penting dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pertama Indonesia, penasihat Menteri Kehakiman, serta anggota berbagai komite penting dalam pemerintahan baru.
Sebagai diplomat ulung, Soepomo terlibat dalam beberapa pertemuan internasional, termasuk sidang umum PBB dan konferensi perdamaian di San Francisco. Pada tahun 1954, ia menjadi Duta Besar Indonesia di London, menambah daftar prestasi diplomatiknya.
Di ranah akademik, Prof. Soepomo menjabat sebagai guru besar di berbagai universitas terkemuka seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Akademi Polisi. Ia juga pernah menjadi Presiden Universitas Indonesia dan memimpin Lembaga Pembinaan Hukum Nasional.
Sepanjang hidupnya, Soepomo mendedikasikan diri tanpa pamrih untuk kemajuan hukum dan bangsa Indonesia. Pengabdiannya yang panjang mencerminkan semangat kerja keras, dedikasi, dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan serta tanah air.